Headlines News :
 photo anigif-10.gif
Home » , » Pluralisme

Pluralisme

Written By LA ANA on Kamis, 15 Agustus 2013 | 08.46

10. Yang paling penting itu bukan karir atau jabatan, tapi yang penting adalah kebersamaan menuju progresifitas

11. Kita diminta untuk menghadap ke depan, memperhitungkan, membaca, menganalisis, sehingga kita memiliki kesatuan arah bersama-sama.

12. Kita masih berfikir personal, parsial dan individual. NU berfikir secara NU dan untuk NU, Muhammadiyah berfikir secara Muhammadiyah dan untuk Muhammadiyah, padahal yang dibutuhkan Indonesia adalah berfikir bersama-sama.

13. Antar umat beragama harus berhubungan secara mesra dan santai

14. Tidak ada orang NU yang naik haji, tidak Muhammadiyah yanh shalat. Yang ada adalah hamba Allah yang beribadah. Tidak peduli dia NU atau Muhammadiyah. Bahkan ada masjid yang di PKS-kan.

15. Mau liberal, radikal, fundamentalis, atau apa saja, jangan ikut siapa-siapa kecuali ikut pemikiranmu sendiri yang orisinil.

16. Ada Kristen, Islam, Hindu, Kebathinan, dsb. Tinggal bertanding, mana yang akan diterima oleh Tuhan.

17. Kalo kambing, biarkan dia jadi kambing. Kalau kerbau, biarkan dia jadi kerbau. Yang penting jangan kambing di kerbau-kerbaukan, atau kerbau di kambing-kambingkan.

18. Orang yang saling mencintai itu akan saling memberi dan saling mengalah

19. Kita jangan kampungan..! kalau ada nyanyian yang lagamnya seperti gereja dan berbahasa inggris dianggap Kristen, kemudian jika yang berbahasa Arab dianggap Islam. Misalkan ada orang membaca mutholaah, “kana rojulun yadribu kalban” kita ucapkan “amin Ya Allah.!” Karena berbahasa Arab.

20. Yang diagungkan orang-orang modern seperti di kampus-kampus adalah sains, namun melupakan etika. Dan yang diagung-agungkan oleh kyai dan santri di pesantren-pesantren adalah etika, namun melupakan sains. Padahal keduanya harus seimbang

21. Setiap kita menutup pembicaraan kita, selalu ditutup dengan kalimat “Wabillahi taufik wal hidayah”. Taufik adalah rahmat persatuan, yaitu kita bersatu padu dengan satu sama lain yang berbeda, untuk merumuskan kehidupan yang lebih mulia. setelah itu Allah akan memberikan hidayah. Maka sebelum hidayah turun, maka harus mendapat taufik dulu, yaitu rahmat persatuan. Karena hidayah itu tidak akan turun sebelum taufik tercipta.

22. Kalau Tuhan tidak menerima hamba-Nya, lantas akan pergi kemana hamba-hamba-Nya itu selain kepada keharibaan-Nya.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

My Grand Teacher

 photo 7585a47d-72ce-421a-a523-fe016128e46c.jpg
 
Support : KEBUL BLOGGING | Sanghyang Mughni Pancaniti | Mas Template
Copyright © 2013. NAPAK TILAS AL FAQIR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger