emha ainun
najib
SEUSAI mengaji Al-Qur'an bersama, di sebuah surau, terdengar suara Pak Guru berbicara tentang keburukan kepada murid-muridnya.
"Kenapa dalam kenduri tadi malam tak kita sebut Fulan membunuh ayam, melainkan Fulan menyembelih ayam? Kenapa Fulan tak kita sebut pembunuh, melainkan penyembelih?"
"Karena kebaikan dan keburukan itu bentuk pekerjaannya bisa sama, tetapi berbeda perhubungan nilai dan haknya. Anda menggenggam sebilah pedang. Kemarin Anda menebaskannya ke dahan pohon, hari ini ke leher seseorang..
Yang Anda lakukan semata-mata menebaskan pedang, tetapi pada tebasan yang kedua, Anda menghadirkan sesuatu tidak pada tempatnya dan tidak pada haknya."
"Selembar kertas yang bersih Anda hamparkan di atas lantai rumah yang bersih : kertas itu menjadi kotoran pada lantai. Demikian pula jika Anda tidur di tengah jalan raya, sembahyang subuh di siang bolong, atau menyanyikan lagu keras-keras di rumah sakit. Keburukan ialah kebaikan yang tidak diletakkan pada ruang dan waktunya yang tepat."
"Makan gulai itu baik dan bergizi, tapi ia menjadi kejahatan jika Anda lakukan tanpa berbagi dengan seseorang yang kelaparan yang pada saat itu berada dalam jangkauan Anda."
"Mengucapkan kata-kata, mengungkapkan pengetahuan atau menuturkan ilmu; betapa mulia. Tetapi pada keadaan tertentu yang Anda ucapkan adalah dusta. Jadi, mengucapkan dan mengucapkan itu berbeda, seperti perbedaan antara surga dan neraka."
"Mengambil air di sumur, mengambil bebuahan di ladang atau mengambil uang di saku: baik itu adanya. Tetapi sumur siapa, ladang siapa dan saku siapa : itulah yang menentukan apakah Anda mengambil ataukah mencuri"
Selamat merenung-renungkan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !